Uraian Kehidupan Pada Masa Praaksara di Indonesia

Berbagai rangkuman dari sejarah kerap memuat uraian kehidupan pada masa praaksara di Indonesia secara lengkap. Hal ini, meliputi masa kemajuan zaman dari sebelum mengenal tulisan.

Ulasan yang disampaikan, umumnya dimulai dari sejak awal manusia hidup di planet bumi. Hingga berkembang mengikuti zaman dengan mengenal berbagai teknologi dan juga aksara atau tulisan.

Pembahasan tentang uraian kehidupan pada masa praaksara di Indonesia, memang cukup menarik. Untuk itu, silahkan kamu simak diskusinya pada artikel ini hingga benar-benar selesai.

Mengapa Harus Tahu Uraian Kehidupan Pada Masa Praaksara di Indonesia?

Ada banyak hal dilalui dalam kehidupan dan saat ini sudah menjadi sejarah bagi manusia. Termasuk mengenai uraian kehidupan pada masa praaksara di Indonesia, yang tak kalah penting.

Karena kita bisa mempelajari bagaimana metode bertahan hidup atau pengenalan teknologi pada masa lalu. Kemudian menjadikan ini sebagai sejarah dan pengalaman yang bisa dibagikan.

Seperti kamu tahu, bahwa setiap bangsa memang memiliki cerita sejarahnya masing-masing. Dan ini tidak tidak akan sama dalam meninggalkan masa pra aksara atau sebelum mengenal tulisan.

Sejarah akan diketahui dari peninggalan atau penemuan tulisan pertama kali yang menjadi bukti. Sementara praaksara sendiri memang dimulai dari kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan.

Indonesia sendiri, diketahui memasuki zaman sejarah kira-kira pada awal abad ke-5. Ini dilansir dari buku sejarah miliki Anwar Kurnia yang dibuat pada tahun 2007 silam secara lengkap.

Dimana dalam buku tersebut menyebutkan bahwa catatan angka tahun yang paling tua, diketahui dari batu yang bertulis. Batu-batu ini terletak di aliran Sungai Mahakam, Provinsi Kalimantan Timur.

Ada Berapa Masa Praaksara di Indonesia?

Untuk melengkapi diskusi tentang uraian kehidupan pada masa praaksara di Indonesia. Kami juga akan menyertakan ulasan perkembangan manusia masa pra aksara dalam beberapa bagian.

Beberapa masa tersebut adalah:

1. Hidup berburu dan mengumpulkan makanan

Pada masa ini, manusia praaksara yang ada di Indonesia memulai kehidupan dengan berburu. Hal ini dilakukan sebagai metode pengumpulan bahan makanan yang ada di darat serta dilautan.

Aktivitas ini dilakukan oleh kamu laki-laki dengan memburu binatang seperti badak, rusa, gajah, dan lainnya. Sementara kamu perempuan, mengumpulkan makanan seperti tumbuhan dan buah-buahan.

Masa itu, manusia praaksara memang belum mengenal metode bercocok tanam. Mereka lebih memanfaatkan apa yang ada pada alam sekitar untuk dimakan guna bertahan hidup.

Untuk melakukan perburuan, mereka memiliki beberapa alat seperti kapak perimbas dari batu. Umumnya digunakan untuk memotong dan mencabik sesuatu yang dianggap bahan makanan.

Kemudian ada juga alat serpih, berbahan tulang atau tanduk rusa yang berguna untuk menusuk atau melubangi serta dijadikan pisau. Umumnya dipakai untuk mengorek ubi atau untuk menangkap ikan.

Wilayah perburuan mereka meliputi gua-gua yang ada disekitarnya atau wilayah yang terdekat. Ini juga ditandai dengan adanya seni lukis pada Gua Leang-Leang yang terletak di Sulawesi Selatan.

Sistem kehidupan yang diterapkan pada masa ini, adalah berburu dan mengumpulkan bahan makanan. Disertai dengan aktivitas berpindah-pindah tempat atau disebut dengan istilah nomaden.

2. Bercocok tanam dan beternak

Masa selanjutnya manusia praaksara sudah lebih berevolusi dengan peradaban dalam kehidupan mereka. Dimana mereka sudah mengubah berbagai kebiasaan dan tradisi kehidupan sebelumnya.

Mereka sudah bisa menghasilkan makan dan tidak lagi menggantungkan hidup dari alam semesta. Kemudian mereka sudah tidak lagi hidup nomaden, dan lebih memilih mempunyai tempat berkumpul.

Mereka memilih untuk mendiami wilayah perbukitan atau gunung-gunung yang tinggi dengan aliran sungai. Manusia praaksara pada zaman ini sudah bisa menghasilkan makanan dan bercocok tanam.

Selain itu mereka juga sudah bisa berternak dengan memelihara jenis hewan untuk dimakan. Lalu mereka sudah memiliki kemajuan teknologi berupa alat yang dibuat dari bahan batu untuk senjata.

Beberapa alat dari batu tersebut seperti kapak persegi (beliung persegi), kapak lonjong, alat obsidian (batu kecubung), dan mata panah.

Peninggalan alat-alat ini banyak ditemukan diwilayah seperti Jawa, Bali, Papua, dan Sumatera. Mereka juga sudah mengenal sistem negosiasi dengan barter atau tukar menukar barang.

Selain itu, pada masa ini manusia praaksara sudah mengenal alat transportasi seperti perahu atau rakit. Mereka juga sudah bisa menggunakan bahasa lisan dengan bahasa Melayu Austronesia.

3. Zaman megalitikum

Masuk pada zaman selanjutnya adalah masa megalitikum, dimana manusia sudah bisa mendirikan bangunan. Zaman ini merupakan bagian dari kepercayaan dan adanya sistem penguburan jenazah.

Seiring dengan berkembangnya zaman ini, manusia praaksara sudah bisa membuat bangunan dari batu-batu besar. Hal ini diperkirakan sudah ada seiring dengan berkembangnya masa cocok tanam.

Bangunan perundagian yang banyak ditemukan seperti menhir, dolmen, sarkofagus atau keranda, kubur batu, punden berundak-undak, waruga, dan arca

4. Zaman perundagian

Berikutnya, manusia praaksara juga sudah lebih maju dan memasuki zaman perundagian. Dimana mereka sudah pintar dalam membuat berbagai alat atau perkakas untuk kehidupan sehari-hari.

Peralatan yang mereka buat ini memiliki bahan dasar dari logam seperti perunggu, dan besi dengan banyak fungsinya. Beberapa alat yang ditemukan seperti nekara, moko, dan arca perunggu.

Selain itu ada juga jenis perkakas logam seperti kapak perunggu, bejana perunggu, dan berbagai perhiasan.

Penutup

Nah, dari ulasan tentang uraian kehidupan pada masa praaksara di Indonesia. Setidaknya kamu bisa mempelajari bagaimana sistem kehidupan dari masa ke masa pada zaman praaksara. Semoga bermanfaat!