Mempelajari Nilai dan Norma di Masyarakat

Mempelajari Nilai dan Norma di Masyarakat – Haik murid online yang saat ini duduk di kelas 7 SMP. Kembali lagi kita akan sama-sama mengulas pelajaran ilmu IPS yakni Sosiologi. Setelah di artikel sebelumnya kita mengulas materi tentang Interaksi Sosial dan lembaga sosial.

Kini kita lanjut ke materi Nilai dan Norma didalam masyarakat. Apa sih yang dimaksud dengan nilai dan norma masyarakat? sebelum kita ke pembahasannya supaya kalian ada gambaran kita akan memberikan contoh terlebih dahulu

Apa yang akan kalian lakukan ketika melihat orang yang membuang sampah sembarangan? Menegur orang itu dengan kasar, menegur dengan sopan, atau diam saja? Tentunya, hal tepat yang harus kalian lakukan adalah menegurnya dengan cara yang sopan dan juga baik-baik, ya.

Dalam berperilaku di masyarakat, kita harus mengedepankan yang namanya nilai dan norma sosial. Nilai dan norma ini bertujuan untuk menciptakan hubungan yang harmonis (rukun) di setiap anggota masyarakat.

Mempelajari Nilai dan Norma di Masyarakat

Pengertian Nilai Sosial

Nilai ialah segala hal yang dipandang baik dan jelek dalam warga. Nilai bisa menjadi dasar pemikiran tiap pribadi dalam tentukan sikap dan ambil keputusan. Menurut Clyde Kluckhohn, nilai sosial dikuasai oleh kebudayaan warga itu sendiri. Perihal ini pula yang mengakibatkan ada ketidaksamaan tata nilai antara barisan warga.

Nah, terus nilai sosial itu seperti bagaimana, sih? Nilai sosial tidak berwujud, alias abstrak. Masalahnya, nilai sosial itu berada di dalam pemikiran, penglihatan, gagasan, atau ide tiap manusia. Misalnya, kamu tidak pernah membuka galeri atau sosial media temanmu tanpa izin mereka, karena kamu yakini jika itu ialah privasi. Disamping itu, kamu takut dicap tidak santun sama temanmu. Itu pertanda, kamu mempunyai nilai yang kamu kamu menjaga dan yakin.

Nilai tidak punyai ancaman atau hukuman kalau dilanggar, nih. Mengapa? Kembali lagi, karena nilai sosial itu suatu hal yang dipercaya pada diri manusia saja, dan tidak direalisasikan dalam ketentuan hukum yang formal. Bagaimana? Memahami ya sampai sini.

Macam-Macam Nilai Sosial

Menurut Notonagoro, nilai sosial dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Nilai material

Nilai material sebagai segala hal yang bermanfaat untuk badan manusia. Misalnya, beberapa barang keperluan primer, baju, beberapa obat, dsb.

2. Nilai vital

Nilai penting sebagai segala hal yang bermanfaat untuk manusia untuk melakukan kegiatannya. Misalnya, buku dan peralatan alat catat untuk siswa, computer untuk orang yang bekerja di bagian IT, beberapa barang perkakas untuk orang karyawan bangunan, dsb.

3. Nilai kerohanian

Nilai kerohanian sebagai segala hal yang bermanfaat untuk batin (rohani) manusia. Nilai ini terdiri jadi beberapa jenis, yakni:

Nilai kebenaran yang mengambil sumber dari akal manusia dan dituruti dengan bukti-bukti yang sudah terjadi.

Nilai keindahan yang terkait dengan gestur (hati) seorang berkenaan keelokan satu hal, seperti kreasi seni.

Nilai kepribadian yang mengambil sumber dari sikap jeleknya seorang dan baik.

Nilai spiritual yang mengambil sumber pada keyakinan atau kepercayaan manusia pada Tuhan Yang Maha Esa.

Baik siswa online, saat ini kalian telah mengertikan apakah itu nilai sosial, beberapa ciri, dan beberapa macamnya. Rupanya, nilai sosial ini mempunyai jalinan pada etika-etika yang berjalan di warga. Yok, kita cari info jalinan di antara nilai dan etika pada keterangan berikut!

Pengertian Norma Sosial

Norma ialah seperangkatan ketentuan berbentuk perintah atau larangan yang diputuskan berdasar persetujuan bersama. Perbedaannya dengan nilai, etika memiliki sifat riil, terang, dan tegas. Pelanggar etika akan dikasih hukuman (ancaman) tertentu.

Norma yang berada di warga sebagai wujud implementasi dari nilai-nilai yang diyakini oleh warga itu. Misalnya seperti kasus pada pembukaan artikel di atas, nih. Di beberapa tempat tertentu, umumnya ada etika yang larang untuk buang sampah sembarangan. Nah, etika ini dibikin oleh warga yang perduli pada nilai kebersihan dan keelokan. Warga yang inginkan lingkungan yang bersih, cantik, dan sehat, selanjutnya membuat ketentuan untuk jaga lingkungan. Maka dari itu, bila ada orang yang buang sampah asal-asalan akan terima ancaman berbentuk teguran.

Nah, dari contoh kasus itu bisa kita simpulkan jika nilai sebagai dasar dari terciptanya norma. Ingat ya, nilai itu sebagai suatu hal yang dipercaya tiap orang, dan dapat berlainan di antara seseorang sama yang lainnya. Karena etika tergantung dengan nilai yang dipercaya, jadi tidak bingung kalau etika yang berada di satu daerah dapat berlainan dengan daerah lainnya. Dalam kata lain, etika ini tidak berlaku pada umumnya, ya.

Contoh simpelnya begini deh, di sejumlah sekolah, mewajibkan pelajar wanita memakai rok rample dengan panjang rok jangan melewati atas mata kaki. Bila ada yang menyalahi, akan dikenai ancaman yang cukup berat. Tetapi, ada pula beberapa sekolah yang melepaskan pelajar wanitanya memakai rok rample atau span. Itu memiliki arti nilai-nilai yang memicu etika setiap sekolah berbeda.

Ciri-Ciri Norma Sosial

1. Biasanya tidak tercatat

Norma sosial umumnya cuma dikenang, diserap, dan diaplikasikan dalam hubungan antara anggota kumpulan masyarakat.

2. Hasil persetujuan bersama

Norma sosial ialah ketentuan yang berperan untuk atur sikap semua anggota masyarakat. Maka dari itu, etika sosial harus berdasar hasil persetujuan bersama.

3. Dapat mengalami perubahan

Norma sosial tercipta proses dari hubungan sosial di warga. Maka dari itu, etika sosial dapat alami peralihan sesuai kemauan atau keperluan anggota warga itu sendiri.

4. Ditaati bersama

Sebagai ketentuan yang berjalan dalam masyarakat, etika sosial harus ditunjang dan ditaati bersama oleh tiap anggota masyarakat.

5. Mempunyai hukuman/ancaman

Hukuman/ancaman ini ada yang karakternya enteng, berat, dan sedang. Hukuman/ancaman akan dikasih ke tiap orang yang menyalahi etika yang berlaku.

Macam-Macam Norma Sosial

Beberapa macam norma sosial digolongkan jadi dua, yakni berdasar pada tingkatan berdasar pada sumbernya dan sanksinya.

A. Berdasar Tingkatan Hukuman/Ancaman

1. Cara (usage), sebagai tindakan atau sikap yang sudah dilakukan seorang dalam sebuah golongan masyarakat, tapi tidak dilaksanakan secara terus menerus. Misalnya, langkah mengenakan pakaian yang santun dan baik. Seorang yang kenakan pakaian kurang patut pada keadaan tertentu akan mendapatkan ancaman berbentuk teguran.

2. Tradisi (folkways), sebagai tindakan yang sudah dilakukan secara berkali-kali dan mempunyai arah terang yang dipandang baik (betul). Rutinitas ini jika dilaksanakan oleh satu kelompok warga, karena itu bisa dikatakan sebagai adat dan jadi ciri-ciri dari golongan masyarakat itu. Misalnya, rutinitas menghargai dan mematuhi perintah orangtua, rutinitas memakai tangan kanan saat minum dan makan, dsb. Orang yang menyalahi, akan mendapatkan hukuman berbentuk teguran.

3. Tata Perbuatan (mores), sebagai beberapa aturan yang sudah diterima oleh warga. Umumnya, tata tingkah laku terkait dengan kepercayaan agama atau keyakinan. Ancaman orang yang menyalahi etika ini akan lebih berat jenjangnya. Misalnya, larangan untuk mengambil, larangan untuk membunuh, dsb.

4. Adat Istiadat (custom), sebagai kelompok tata tingkah laku yang memiliki sifat abadi dan bersatu benar-benar kuat dengan warga yang menganutnya. Tradisi istiadat sebagai etika yang mempunyai ancaman lumayan berat untuk beberapa pelanggarnya. Misalnya, seorang yang menyalahi penerapan upacara tradisi akan dijatuhkan hukuman berbentuk pengucilan dari kelompoknya.

B. Berdasarkan Sumber

1. Norma Agama, mengambil sumber dari Tuhan Yang Maha Esa, hingga karakternya mutlak dan harus ditaati oleh tiap penganut agama. Misalnya, melakukan beribadah yang diperintah oleh Tuhan sama sesuai agama dan keyakinan masing-masing.

2. Norma Kesusilaan (Etika Moral), mengambil sumber dari dalam hati nurani manusia bermanfaat untuk tentukan mana tindakan yang jelek dan baik. Etika ini akan membuat adab atau budi pekerti seorang. Misalnya, berlaku jujur, tidak sukai ambil barang seseorang, dsb.

3. Norma Kesopanan, mengambil sumber dari pertemanan seorang di warga. Etika ini dilandasi dari rutinitas, kepatutan, dan kelayakan yang berjalan di warga. Misalnya, sikap hormat ke orangtua, santun dan sopan ke semuanya orang, dsb.

4. Norma Hukum, etika yang didasari pada undang-undang tercatat yang dibikin dengan cara resmi oleh tubuh negara dengan arah atur kehidupan manusia dalam bermasyarakat, bernegara, dan berkebangsaan. Karakternya memaksakan dan mempunyai tujuan membuat perlindungan dan jaga peraturan warga. Misalnya, tidak bertindak kriminil, teratur berakhir lintasi, harus bayar pajak, dsb.

5. Norma Rutinitas (Norma Kelaziman), mengambil sumber dari adat budaya warga. Contoh: membersihkan tangan saat sebelum makan ialah rutinitas yang sudah dilakukan oleh warga umum untuk jaga kebersihan diri dan kesehatan.

Baiklah adik-adik semua itulah tadi ulasan lengkap mengenai artikel tentang mempelajari nilai dan norma di masyarakat yang berhasil kami rangkumkan untuk kalian semua murid-murid online kesayangan. Semoga kalain dapat mengerti dan memahaminya

serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Jangan pernah malas belajar karena itu menjadi salah satu kunci kesuksesan kalian dimasa depan. Sampai jumpa pada postingan artikel lainnya dan terimakasih sudah berkunjung.

Related Posts
Sosialisasi Budaya Politik: Membentuk Masa Depan yang Lebih Baik
Sosialisasi Budaya Politik

Sosialisasi budaya politik adalah proses penting dalam membentuk masa depan yang lebih baik untuk sebuah negara. Budaya politik yang kuat Read more

Apa Itu Solidaritas?
Apa Itu Solidaritas

Solidaritas adalah konsep yang mencakup hubungan saling mendukung, kebersamaan, dan rasa persatuan dalam sebuah komunitas atau masyarakat. Ini tidak hanya Read more